
Ada banyak hal yang bisa mendorong pelanggan untuk membeli dari sebuah brand B2C, dan strategi content marketing yang merupakan bagian dari demand generation adalah salah satu yang terbukti berdampak signifikan bagi bisnis. Sebab, Contently menemukan bahwa 74% pelanggan akan lebih memilih sebuah brand setelah menemukan berita positif atau konten yang membantu dari bisnis tersebut di internet.
Karena pelanggan bisnis B2C merupakan seorang individu yang tidak perlu melewati proses pengambilan keputusan yang panjang seperti di perusahaan, pendekatan strategi content marketing yang dibutuhkan sedikit berbeda. Selain menyebarkan informasi, Anda juga harus bisa menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan target audiens. Simak penjabaran mendetail berikut untuk merencanakan dan mengeksekusi strategi content marketing bisnis B2C Anda dengan lebih efektif.
Tentukan Ideal Customer Profile
Langkah pertama, tentukan siapa Ideal Customer Profile (ICP) atau demografis spesifik pembeli produk Anda. Contohnya, usia, jenis kelamin, lokasi, dan seperti apakah produk yang diminati oleh mereka. Anda dapat mulai dengan mengumpulkan data melalui riset pasar, wawancara, dan analitik. Selain itu, Anda juga bisa melakukan survei online atau menganalisis data media sosial untuk memahami karakteristik konsumen yang paling sering terlibat dengan brand Anda.
Proses ini mirip dengan tahap awal demand generation karena Anda juga harus mengumpulkan informasi mendalam tentang target audiens. Lakukan segmentasi berdasarkan perilaku dan preferensi konsumen. Misalnya, bagi audiens menjadi segmen remaja dan dewasa muda dengan gaya hidup urban. Anda dapat menggunakan alat analitik seperti Google Analytics atau Facebook Insights untuk mendapatkan data yang akurat.
Pastikan untuk menguji hipotesis Anda melalui wawancara langsung dengan pelanggan. Kemudian, gunakan hasil wawancara sebagai dasar untuk memoles detail customer persona Anda. Dengan demikian, Anda dapat menyusun konten yang tepat sasaran dan meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran.
Buat Strategi Konten untuk Tujuan Bisnis Anda
Setelah mendapatkan gambaran menyeluruh tentang pelanggan ideal Anda, kini saatnya menyusun strategi content marketing yang sejalan dengan tujuan bisnis. Dengan strategi yang matang, Anda dapat memastikan setiap konten yang diproduksi mendukung pencapaian target dan mengarahkan pelanggan menuju konversi. Tetapkan objektif yang spesifik, apakah itu meningkatkan awareness, mendorong engagement, atau meningkatkan penjualan sebuah produk dan jumlah orang yang berlangganan newsletter eksklusif.
Perlu diingat bahwa setiap tahap memerlukan strategi konten yang berbeda. Misalnya, pada tahap awareness, Anda bisa membuat konten edukatif berupa artikel blog atau video pendek tentang masalah umum yang dihadapi audiens.
Di tahap consideration, Anda dapat menyajikan studi kasus atau testimoni pelanggan yang menunjukkan bagaimana produk Anda menyelesaikan permasalahan mereka. Sedangkan pada tahap decision, Anda bisa menghadirkan penawaran khusus atau demo produk yang memudahkan keputusan pembelian.
Apabila Anda sudah menentukan tujuan konten, susunlah content pillar yang menjawab pain points dari ICP dan terintegrasi dengan produk yang Anda tawarkan. Sebagai contoh, jika produk Anda berkaitan dengan perawatan kulit, content pillar Anda dapat mencakup tips perawatan kulit, review produk, dan tutorial penggunaan produk.
Relatability Lebih Penting Dari Kualitas Teknis
Sedikit berbeda dengan konten B2B yang lebih teknis, konten bisnis B2C sebaiknya mampu menyentuh emosi dan kehidupan sehari-hari pelanggan individu. Hal ini semakin diperkuat oleh hasil riset dari Social Media Today: 90% konsumen lebih mempercayai konten yang menonjolkan authenticity, serta relatable dengan hidup mereka.
Maka dari itu, Anda harus menyampaikan pesan dengan bahasa yang mudah dipahami dan menyentuh pengalaman pribadi audiens. Misalnya, ketika mempromosikan produk kecantikan, gunakan cerita nyata dari pelanggan yang menceritakan transformasi kulit mereka setelah menggunakan produk Anda.
Tak kalah penting, tonjolkan nilai dan semangat brand dalam konten Anda. Misalnya, Anda dapat memanfaatkan strategi user-generated content untuk menunjukkan keaslian atau ajak pelanggan ikut serta dalam pembuatan konten melalui kompetisi dan tantangan. Hasilnya, mereka akan merasa terhubung secara emosional dan lebih cenderung memilih produk Anda dibandingkan pesaing.
Jika Anda membutuhkan bantuan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan menciptakan konten sesuai kebutuhan tersebut, Anda dapat bekerjasama dengan demand generation agency seperti Demand Gen Lab. Sebab, demand generation agency dapat mendampingi Anda dalam proses riset pasar serta perencanaan konten agar lebih relate dengan pelanggan.
Distribusi dan Modifikasi Konten Untuk Berbagai Channel
Media sosial, terutama Instagram dan TikTok, merupakan platform wajib bagi bisnis B2C. Sebab, menurut HubSpot, mayoritas pengguna mengakses media sosial sebanyak lebih dari 3 jam dalam sehari. Termasuk, untuk mencari hiburan dan informasi tentang sebuah produk sebelum melakukan pembelian. Jadi, Anda bisa menarik perhatian pelanggan dengan memanfaatkan waktu tersebut.
Namun, setiap channel memiliki karakteristik yang berbeda sehingga Anda harus memodifikasi format konten agar sesuai. Contohnya, Anda dapat mengubah artikel blog menjadi video singkat untuk TikTok atau carousel gambar untuk Instagram.
Selain media sosial, manfaatkan channel lain seperti website, email newsletter, dan blog. Gunakan strategi omnichannel agar pesan brand Anda konsisten dan menjangkau audiens lebih luas. Untuk mempermudah, buat kalender konten agar Anda bisa mengatur jadwal distribusi dan penyesuaian format di setiap platform. Anda dapat menggunakan tools seperti Hootsuite atau Buffer untuk menjadwalkan postingan secara otomatis. Dengan pendekatan yang terintegrasi, Anda bisa memastikan bahwa setiap konten memiliki daya jangkau maksimal dan terus meningkatkan engagement pelanggan.
Ukur, Analisa, dan Ulangi
Setiap konten yang Anda produksi harus selalu dievaluasi kinerjanya melalui analitik supaya Anda tidak menghamburkan terlalu banyak uang untuk strategi yang kurang efektif. Periksa metrik seperti click rate, waktu tayang, dan conversion rate untuk menilai efektivitas konten. Anda dapat menggunakan Google Analytics, Facebook Insights, atau platform analitik lain untuk mendapatkan data yang akurat dengan lebih mudah.
Setelah mengetahui angka dari setiap KPI, lakukan analisis lebih mendalam untuk mempelajari apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Contohnya, jika konten video di Instagram menunjukkan engagement tinggi, Anda dapat memperbanyak jenis konten tersebut. Setelah itu, buat laporan bulanan yang memuat metrik utama dan insight dari tiap channel.
Berdasarkan hasil laporan tersebut, ulangi siklus pembuatan konten dan lakukan A/B testing kembali. Dari sini, Anda bisa mengevaluasi variasi konten dan menentukan format mana yang paling disukai audiens. Pada akhirnya, dengan siklus evaluasi yang terus menerus, Anda akan menemukan pola sukses yang dapat diterapkan kembali untuk kampanye berikutnya agar strategi content marketing brand Anda tetap responsif terhadap perubahan tren pasar.
Bonus: Cari Influencer yang Memang Customer
Influencer memiliki peran penting dalam strategi content marketing untuk bisnis B2C. Data dari riset Sprout Social pada tahun 2024 menunjukkan bahwa 49% konsumen global melakukan pembelian rutin berdasarkan rekomendasi influencer, dan jumlah orang yang mempercayai ulasan dari influencer telah meningkat sebesar 30%. Untuk memaksimalkan strategi ini, sebaiknya Anda mencari influencer yang juga merupakan pelanggan setia produk Anda. Alasannya, influencer yang sudah merasakan manfaat produk akan menyampaikan ulasan dengan lebih autentik dan personal.
Contohnya, jika bisnis Anda menjual produk makanan sehat, pilihlah influencer yang secara aktif menjalani gaya hidup sehat dan telah menggunakan produk Anda. Lakukan pendekatan personal kepada influencer dengan menawarkan produk gratis atau diskon khusus sebagai imbalan atas review yang jujur.
Pastikan konten yang mereka bagikan tetap konsisten dengan identitas brand dan mampu menyasar pain points audiens Anda. Jadi, Anda bisa menciptakan konten yang relatable sekaligus membangun kepercayaan konsumen.
Contoh Penerapan Content Marketing B2C – Demand Gen Lab x Wardah
Salah satu klien Demand Gen Lab di bisnis B2C yang paling besar adalah Wardah. Dalam bisnis beauty, membangun komunitas sangatlah penting. Itu kenapa Wardah berkeputusan untuk menerapkan strategi demand generation berbasis content marketing dalam marketing strategy mereka. Beberapa masalah awal yang mereka hadapi adalah:
- Dulu, Wardah sangat lekat dengan kosmetik khusus muslim. Stigma ini yang berusaha diubah karena Wardah juga bisa digunakan oleh wanita modern meskipun masih tetap halal dan ramah muslim.
- Persaingan dengan merek kosmetik dari luar negeri yang sangat sengit.
- Tim marketing Wardah bisa dibilang cukup kecil, sehingga sangat sibuk untuk bisa mengeksekusi semua strategi mereka.
Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut, tim marketing Wardah memutuskan untuk bekerjasama dengan Demand Gen Lab. Kepercayaan besar ini diberikan pada tim kami untuk melakukan:
- Membantu tim Wardah mengenali ICP mereka, dan melakukan support untuk shifting ke wanita modern (brave & beauties) namun tetap dengan value halal juga.
- Membuat ribuan konten berkualitas untuk mendukung kampanye brave & beauties agar tim Wardah bisa fokus dalam pembentukan komunitas secara keseluruhan.
Setelah berjalan beberapa lama, bagaimana hasil dari strategi content marketing untuk bisnis Modalku ini? Berikut adalah beberapa hasil yang berhasil dicapai oleh mereka:
- Organic traffic ke website dan social media Wardah meningkat cukup signifikan.
- Perubahan paradigma ICP memandang Wardah, dari awalnya Wardah hanya untuk wanita muslim, kini Wardah juga cocok untuk wanita modern yang brave & beauties sesuai kampanye yang tim Wardah memang ingin angkat.
Seperti Wardah, dan bisnis-bisnis sukses lainnya di luar negeri, strategi content marketing untuk B2C hanya akan berjalan kalau Anda bisa relate dengan customer, dan eksekusinya juga baik. Anda bisa menghubungi Demand Gen Lab untuk mendapatkan promosi free audit dan menjajaki apakah strategi content marketing cocok untuk bisnis Anda!