
Tanpa adanya kesesuaian yang kuat antara produk dan kebutuhan pasar, bisnis akan kesulitan bertahan, apalagi berkembang di Jakarta. Laporan The State of Market Research 2025 yang diterbitkan Hanover Research bahkan telah membuktikan bahwa perusahaan yang secara aktif melakukan riset produk dapat meningkatkan peluang keberhasilan sebesar 33% dalam memasuki pasar baru, 23% dalam merancang produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dan bahkan menghemat pengeluaran sebesar 21%.
Dari data tersebut, jelas bahwa Product Research adalah langkah yang sangat penting untuk mencegah kegagalan produk. Namun, bagaimanakah cara melakukan product research di Jakarta dengan tepat? Mari simak ulasan berikut agar Anda dapat menjaga product market fit yang kuat.
Product Research di Jakarta Sebelum Launching
Sebelum Anda terburu-buru meluncurkan produk, sebaiknya Anda melakukan product research terlebih dahulu. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa Anda benar-benar membuat sesuatu yang dibutuhkan pasar di Jakarta, bukan sekadar teori yang terdengar bagus. Pada akhirnya, Anda pun bisa menekan risiko kerugian waktu, tenaga, dan uang.
Berikut adalah caranya yang tepat:
Mulai Dari Masalah yang Ingin Diselesaikan dan Pahami Seberapa Berat Masalahnya
Langkah awalnya adalah memahami masalah yang ingin diselesaikan. Apakah masalah tersebut benar-benar nyata dan dialami oleh target pasar Anda? Lakukan market validation dengan cara menanyakan seberapa menyakitkan masalah tersebut bagi target audiens Anda menggunakan skala Likert 1-10.
Bila mayoritas skor berada di bawah 7, bisa jadi masalahnya tidak cukup signifikan untuk dijadikan pijakan membuat produk. Daripada memaksakan ide dan membuang sumber daya, lebih baik mencari masalah lain yang lebih relevan. Di fase ini, Product Research memiliki peran besar dalam mengarahkan Anda untuk mengambil keputusan yang lebih akurat dan berbasis data.
Kenali Ideal Customer Profile (ICP)
Setelah Anda yakin akan masalah yang ingin dipecahkan, langkah berikutnya adalah mengenali siapa yang mengalami masalah tersebut. Buatlah profil Ideal Customer Profile (ICP) sedetail mungkin untuk mengetahuinya. Misalnya, laki-laki dan perempuan berusia 25-40 tahun, tinggal di Jakarta, bekerja di sektor kreatif, memiliki penghasilan menengah ke atas, sering menggunakan platform digital, dan aktif di media sosial.
Semakin spesifik data ini, semakin tepat sasaran produk Anda nantinya. Di tahap ini, melakukan Consumer Research di Jakarta bisa membantu memperjelas siapa sebenarnya target Anda.
Cari Tahu Apa yang Dilakukan ICP Untuk Menyelesaikan Masalah
Selanjutnya, pahami bagaimana ICP saat ini menyelesaikan masalah tersebut melalui Consumer Research di Jakarta. Apakah mereka menggunakan tools otomatis tertentu? Atau, mungkin saja mereka mengandalkan jasa manual?
Dengan mengetahui solusi alternatif yang sudah mereka coba, Anda bisa mendapatkan insight penting untuk membentuk fitur produk Anda agar lebih unggul.
Product Research Setelah Launching
Setelah melalui berbagai proses Product Research di Jakarta dan meluncurkan produk ke pasar, pekerjaan Anda belum selesai. Bahkan, setelah Anda mendapatkan pengguna pertama, product research harus tetap dilakukan secara berkala. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi apakah produk Anda benar-benar menyelesaikan masalah, serta mengetahui arah pengembangan produk ke depan.
Fokus riset setelah launching sebaiknya mencakup beberapa poin Consumer Research penting berikut:
Tanya ke ICP apakah produk kita bisa menyelesaikan masalah dia
Pertanyaan pertama dan terpenting setelah launching yang harus Anda tanyakan adalah: apakah produk Anda berhasil menyelesaikan masalah pengguna? Gunakan kembali skala Likert dari 1 sampai 10. Jika skor rata-rata masih rendah, artinya Anda perlu kembali melakukan iterasi produk. Hasil tersebut juga merupakan bagian dari proses market validation lanjutan yang menentukan apakah produk Anda benar-benar dibutuhkan.
Tanya ke ICP fitur utama yang mereka paling suka atau tidak suka
Tanyakan kepada pengguna: fitur apa yang paling mereka sukai dan fitur apa yang paling tidak mereka sukai? Ini bisa dilakukan dengan survei sederhana menggunakan skala Likert juga.
Fitur yang paling disukai bisa Anda promosikan lebih agresif dalam konten pemasaran, ditampilkan secara lebih menonjol dalam UI/UX, atau bahkan dijadikan sebagai unique selling point (USP) yang membedakan produk Anda dari kompetitor.
Sebaliknya, fitur yang banyak tidak disukai bisa jadi sinyal awal bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki, entah dari segi desain, nama, user flow, atau bahkan bisa saja karena fitur tersebut tidak relevan dengan kebutuhan mereka
Feedback fitur ini juga dapat digunakan untuk merancang prioritas pengembangan berikutnya. Anda bisa membuat product roadmap berdasarkan apa yang benar-benar diinginkan pengguna, bukan berdasarkan asumsi internal tim.
Tanya ke ICP apakah mereka bisa hidup tanpa produk kita
Pertanyaan paling efektif untuk menguji seberapa penting produk Anda di mata pengguna adalah: “Kalau produk ini hilang besok, apakah Anda akan merasa kehilangan?” Lagi-lagi, gunakan skala 1-10 sebagai cara termudah untuk mengukurnya.
Bila skor yang Anda dapatkan tinggi (8-10), berarti produk Anda telah menjadi bagian dari rutinitas atau solusi utama pengguna. Jika skornya rendah, berarti Anda masih harus bekerja keras untuk membuat produk Anda benar-benar relevan dan tak tergantikan.
Selain Product Research, Perlukah Competitor Intelligence?
Di fase awal perjalanan produk, fokus utama tetaplah pada membangun produk yang solid. Dengan kata lain, jangan terlalu cepat terganggu dengan kompetitor.
Namun, ketika Anda mulai menunjukkan tanda-tanda product market fit seperti tingkat loyalitas pengguna yang tinggi, fitur yang mulai diperbincangkan, dan revenue tumbuh stabil, itulah saatnya Anda perlu melakukan riset dengan bantuan layanan Competitor Intelligence di Jakarta.
Mengetahui strategi, pricing, dan positioning kompetitor akan membantu Anda tetap unggul. Namun, ingatlah bahwa tahap Competitor Intelligence baru hanya terasa penting ketika brand Anda sudah memperkuat posisinya hingga mantap di kalangan market yang relevan.
Menemukan product market fit bukanlah hasil dari satu langkah besar, melainkan proses yang terus berjalan. Mulai dari fase sebelum launching hingga sesudah produk berada di tangan konsumen, Product Research adalah hal yang harus dilakukan. Fokuslah membangun produk yang benar-benar dibutuhkan, lakukan market validation berulang kali, dan selalu dengarkan apa kata pengguna.
Untuk membantu Anda memulai, pertimbangkan untuk melihat portfolio riset Demand Gen Lab yang telah terbukti membantu berbagai brand menemukan dan mempertahankan product market fit mereka. Klik tombol See Portfolio di bawah halaman ini sekarang, dan temukan bagaimana pendekatan Product Research di Jakarta dari Demand Gen Lab bisa meningkatkan efektivitas strategi bisnis Anda.