Market Research Insights – AI Tech di Mata Marketing Leaders Indonesia

Setiap kali kita membuka LinkedIn, seringkali kita menemukan diskusi hangat mengenai teknologi AI dan peranannya di dunia marketing. Ada yang pro, namun tidak sedikit yang kontra dan bahkan “Anti AI”. Itulah kenapa akhirnya kami di Demand Gen Lab, market research agency Jakarta, memutuskan untuk melakukan riset agar bisa memahami teknologi AI di mata marketing leaders.

Saya Adhika Dwi Pramudita, Director di Demand Gen Lab, akan memberikan narasi terhadap hasil market research tentang penggunaan AI di Indonesia ini.

Kami mulai riset ini dengan satu pertanyaan paling penting: apakah marketing leaders di Indonesia telah mencoba menggunakan AI tech dalam mendukung pekerjaan mereka? Berikut hasilnya:

Hasilnya tidak mengejutkan. Sebanyak 67,7% marketing leaders di Indonesia pernah mencoba AI tech minimal satu kali.

Namun, apakah mereka akan berkomitmen untuk mencoba teknologi AI baru untuk mendukung campaign marketing? Lebih dari separuh marketers (58,1%) telah mempertimbangkan untuk mengadopsi teknologi AI dalam marketing campaign mereka. Namun, apa teknologi yang akan mereka adopsi? Berikut hasil temuan kami:

ChatGPT masih menjadi favorit utama marketing leaders berdasarkan market research tentang penggunaan AI di Indonesia ini dengan hasil 81%. Gemini dari Google mengikuti di peringkat kedua di 42,9%. Selain dua teknologi AI populer tersebut, marketing leaders di Indonesia juga menggunakan Copilot, Canva, Midjourney, VoiceAI, dan TiktokAI.

Setelah memahami komitmen dan juga teknologi yang marketers gunakan, berikutnya Demand Gen Lab ingin memahami budget yang akan dialokasikan untuk teknologi ini. Apakah teknologi AI memiliki market di Indonesia untuk saat ini?

Ternyata, meskipun cukup terbuka untuk mengeksplorasi teknologi AI, namun mayoritas marketing leaders belum berani untuk mengalokasikan budget khusus untuk belanja teknologi AI. Sebanyak 76,2% belum memiliki budget untuk belanja teknologi AI.

Namun kita bisa melihat ini sebagai situasi “glass half full/empty”. Industri teknologi AI masih sangat awal di Indonesia, tapi sudah ada 23,8% marketing leaders berani untuk mengalokasikan budget belanja teknologi AI. Selama saat masa eksplorasi ini dianggap membantu, angka budget belanja teknologi AI di Indonesia bisa meningkat.

Untuk lebih memperkuat temuan market research tentang penggunaan AI di Indonesia ini, Demand Gen Lab berusaha mencari tahu kenapa marketers masih belum mengalokasikan budget khusus teknologi AI. Berikut temuannya:

Berdasarkan hasil riset ini, meskipun mayoritas marketers telah mencoba teknologi AI, baru 41,9% yang merasa AI tech penting untuk mendukung marketing campaign mereka. Namun, ada lebih dari seperempat (25,8%) marketers yang merasa teknologi AI tidak penting untuk marketing.

Data ini merupakan jawaban kenapa perdebatan teknologi AI di platform seperti LinkedIn seringkali “panas”.

Kami sendiri di Demand Gen Lab, market research agency di Jakarta, merasa bahwa teknologi AI ini sangat menarik. Namun kita harus memahami bahwa industrinya sendiri masih berada di fase “exploratory”. Itu kenapa masih banyak perusahaan yang belum mengalokasikan budget khusus AI tech meskipun sudah mengakui bahwa teknologi AI akan menjadi penting di masa depan.

Tertarik untuk melakukan market research bagi industri Anda sendiri? Anda bisa cek portfolio Demand Gen Lab, market research agency Jakarta dengan mengklik tombol “See Pricing & Portfolio” di bawah!